SEBARAN LOKASI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI DISTRIK HERAM KOTA JAYAPURA
Abstract
Pedagang kaki lima (PKL) sering dikaitkan dengan dampak negatif bagi lingkungan perkotaan, antara lain: kotor, kumuh dan tidak tertib, akan tetapi keberadaannya masih dibutuhkan masyarakat. Pemerintah Kota Jayapura telah berupaya untuk mengatur PKL, yang antara lain dengan menetapkan lokasi berdagangnya namun masih belum efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan preferensi PKL terhadap lokasi berdagang serta persepsi masyarakat terhadap keberadaan PKL pada lima lokasi di Distrik Heram, Kota Jayapura. Berdasarkan perilaku PKL ini, dapat dibuat perencanaan dan pengaturan ruang lokasi berdagang yang paling tepat dan kemudian dapat diimplementasikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif serta metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKL merupakan salah satu alternatif mata pencaharian bagi warga Kota Jayapura di Distrik Heram, yang tidak dapat memasuki sektor formal. PKL cenderung mengelompok menurut jenis dagangannya dan jenis usaha yang paling banyak diminati adalah makanan. Dari kelima lokasi observasi di Distrik Heram, Perumnas IV Padang Bulan dan Kampung Yoka merupakan lokasi dengan tingkat kunjungan masyarakat masih rendah, sedangkan Mega Waena, Expo Waena dan Perumnas III Kampwolker merupakan lokasi yang sangat diminati oleh masyarakat dan PKL walaupun bukan merupakan lokasi formal sesuai ketetapan Pemerintah Kota Jayapura. Kegiatan PKL pada ruang informal ini tidak didukung dengan sarana dan prasarana pendukung aktivitas berdagang di sana. Kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah adalah antara lain menetapkan lokasi-lokasi PKL menjadi lokasi formal setelah dikaji secara teknis, melengkapinya dengan fasilitas layanan publik, serta mengawasi setiap lokasi tersebut agar tidak berkembang menjadi kumuh dan semrawut.

