Kajian Brak Sebagai Bangunan Vernakular yang Berkelanjutan Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Kudus dan Sleman (Study Brak as Vernacular Sustainable Bulding Study: Kudus and Sleman Region)

  • Mochamad Hilmy Politeknik Negeri Pontianak
Keywords: vernacular, sustainable, bahan, teknik pengerjaan

Abstract

Bangunan vernacular memiliki kebijakan pembangunan dalam menyesuaikan dengan lingkungan  masing-masing daerahnya. Beraneka ragamnya bentuk, dan teknik pengerjaan yang dilakukan pada beberapa daerah yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut pada tingkat vernacular dan keberlanjutan bangunan tersebut. Kajian ini bertujuan untuk melakukan pengujian bahwa brak merupakan bangunan vernacular sustainable building. Metode yang dilakukan pada pengkajian kali ini adalah dengan metode deduktif dengan dasar-dasar teori yang ada sebagai landasannya. Penggalian data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil yang didapatkan dilakukan analisa dan pembahasan meliputi verifikasi antara teori terhadap kondisi yang terjadi pada kedua wilayah yang dianggap mewakili perbedaan tersebut disebabkan perbedaan tempat dan budaya yang berbeda meliputi bahan dan teknik pengerjaan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa brak yang ada di Kabupaten Kudus maupun Sleman memiliki kesamaan mendasar sebagai bangunan vernakular serta bangunan-bangunan tersebut juga dapat dikatakan sebagai sustainable building. Tingkat keberlanjutan brak di Kabupaten Sleman lebih tinggi karena selain bahan-bahan alami dan cepat tumbuh yang dimanfaatkan, mereka juga mengenal reuse pada bahan bangunan utamanya.

Published
2023-04-04
How to Cite
Hilmy, M. (2023). Kajian Brak Sebagai Bangunan Vernakular yang Berkelanjutan Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Kudus dan Sleman (Study Brak as Vernacular Sustainable Bulding Study: Kudus and Sleman Region). Jurnal MEDIAN Arsitektur Dan Planologi, 2(02), 54-59. Retrieved from https://ojs.ustj.ac.id/median/article/view/1214