STRATEGI PERBAIKAN PERMUKIMAN KUMUH (STUDI KASUS: KAMPUNG PAHANDUT, KOTA PALANGKARAYA)
Abstract
Masyarakat Suku Dayak pada dasarnya memiliki kebiasaan pola bermukim pada tepian sungai. Hal ini
juga terjadi pada masyarakat Kampung Pahandut dimana kampung ini merupakan cikal bakal
pembangunan Kota Palangkaraya. Jadi Kampung Pahandut ini merupakan permukiman pertama yang ada
di Kota Palangkaraya dan berada pada tepian Sungai Kahayan. Seiring dengan perekembangan waktu
pola bermukim pada kawasan ini secara turun temurun dilakukan dan tanpa memikirkan peruntukan
lahannya sehingga muncullah permukiman kumuh. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat
kekumuhan pada permukiman kumuh Kampung Pahandut serta menentukan alternatif strategi
penanganannya yang sesuai dilakukan pada kawasan tersebut. Metode yang digunakan scoring /
pembobotan yang didasarkan pada Pedoman PU Cipta Karya untuk menilai tingkat kekumuhan serta
metode AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk menentukan alternative strategi penanganan
permukiman kumuh yang didasarkan atas best practice yang disadur dari Book of CODI update dengan
tema Community Upgrading Projects yang dipublikasikan oleh Community Organizations Development
Institute, Thailand. Hasil studivmenunjukan bahwa untuk tingkat kekumuhan di Kampung Pahandut
terdapat 3 tingkatan yaitu kumuh ringan (1 blok), sedang (2 blok), dan sangat kumuh (7 blok). Untuk
alternative strategi peremajaan terpilih on site upgrading untuk tingkat kekumuhan rendah dan sedang,
serta on site reblocking untuk tingkat kekumuhan sangat kumuh

